PEMBELAJARAN
SAAT LIBUR PANDEMI
Pembelajaran
di Taman Kanak-kanak sangat beragam, Kami para guru di TK N pembina Bojongsari
telah melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013 dengan sistem Area.
Rencananya Kami akan mengubah sistem Area menjadi sistem Sentra dengan terlebih
dahulu mengadakan studi banding di TK
yang telah melaksanakan sistem Sentra. Rencananya kegiatan ini akan
dilaksanakan di bulan April. Namun hal ini belum sempat terlaksana dikarenakan
adanya wabah Pandemi. Semua sekolah tutup. Kami pun belum bisa melaksanakan
program peningkatan kemampuan guru ini.
Perpanjangan
libur Pandemi selalu diperpanjang setiap
minggu, anak didik Kami pun tetap tinggal di rumah. Baru 3 hari libur di rumah,
para anak didik dan orang tua merasa kangen dengan suasana sekolah dan
teman-temannya. Mereka sedikit kecewa karena anaknya tidak bisa belajar di
sekolah. Para anak didik pun merasa sedih karena mereka tidak bisa berjumpa
dengan guru dan teman mereka, mereka belajar dan bermain sendiri-sendiri di
rumah.
Saat
Pandemi baru saja melanda Wuhan, Saya sebagai guru merasa perlu memberikan
informasi terkait usaha mengenalkan lebih serius cara menjaga Kesehatan dan
kebersihan badan kepada anak-anak. Disamping untuk mengantisipasi bila wabah
meluas dan anak didik kami menjadikan kebiasaan ini sebagai kegiatan yang
penting dalam hidup. Saya
mengintensifkan lagi kebiasaan cuci tangan dengan sabun dengan berbagai
cara. Diantaranya melaksanakan kegiatan saat mencuci tangan sebelum makan di
sekolah dengan melalui nyanyian.
Sebenarnya
kegiatan cuci tangan setiap hari sudah Kami perkenalkan kepada anak didik sejak
pertama mereka masuk sekolah. Karena kegiatan ini tercantum dalam pembiasaan di
TK. Tentu saja semua anak antri mencuci tangan sebelum makan. Semua pun harus
membawa bekal sehat dari rumah sehingga tidak perlu membeli jajan di TK. Kami
sangat prihatin bila ada anak didik yang membeli jajan di luar gerbang TK.
Sedangkan
lagu cuci tangan diperkenalkan beberapa tahun yang lalu oleh para mahasiswa
Universitas Jendral Sudirman Purwokerto yang sedang melaksanakan KKN di desa
Kami. Mereka sangat antusias membaur dan belajar bersama Anak Usia Dini saat
kegiatan bersama di aula TK kami. Salah seorang dari mereka adalah mahasiswa
fakultas Kedokteran UNSUD Purwokerto. Ia bersama mahasiswa berbeda fakultas lainnya
juga memberikan hadiah berupa sikat gigi dan pasta gigi untuk semua anak di TK
kami dan melaksanakan sikat gigi massal bersama. Kami menyanyi dan menari bersama
diringi musik yang ceria.
Hari
pertama libur Pandemi keadaan TK begitu
sunyi. Guru-guru pun mengerjakan hal bermanfaat di TK, seperti membersihkan
halaman TK dengan menyapu dan mencabuti rumput-rumput yang mulai tumbuh di
musim hujan. Menata ulang ruang Perpustakaan dan kelas-kelas. Hari kedua saya
sebagai guru merasa perlu mengetahui keadaan dan kabar anak didik Kami di
rumahnya masing-masing. Saya pun mem-video kegiatan Kami di TK dengan kamera HP
dan menge-share di grup WA kelas, saat itu Kami sedang membersihkan rumput
diantara bunga-bunga yang sedang mekar di taman TK, tempat anak bermain segala
alat permainan di luar kelas saat istirahat. Kami menyapa anak-anak dan orang
tua murid Kami, menanyakan kabar mereka dan menganjurkan stay at home serta memakai
masker bila berada di luar rumah.
Di
hari ketiga kami mengirimkan lagi video untuk menyapa murid-murid kami di
rumah. Salah seorang walimurid Kami mengatakan anaknya merengek minta masuk
sekolah. Saya pun memohon agar anak-anak diberi pengertian tentang situasi dan
kondisi saat ini yang mengharuskan kita libur. Di hari biasa guru-guru mengirimkan
video kegiatan sholat Dhuha setiap seminggu sekali, serta kegiatan
ekstrakurikuler seperti menyanyi diiringi organ dengan memanggil guru menyanyi
dari luar TK. Guru juga mengirimkan video tentang cara mewarnai gambar dengan
Teknik gradasi untuk lomba mewarnai dan Suratan, adzan, dll untuk persiapan
lomba PAI. Namun semua rencana pelaksanaan lomba tertunda.
Di
hari keempat, saya mengirimkan foto saat berjemur di teras rumah dan
menganjurkan semua anak didik dan keluarganya untuk berjemur agar imunitas
tubuh meningkat. Keesokan harinya beberapa anak mengirimkan foto saat mereka
berjemur di halaman rumah. Ada pula yang berjemur dengan adik bayinya yang baru
lahir.
Beberapa
walimurid adalah guru dari berbagai sekolah, dari SD sampai SMA/SMK. Mereka
sering memasang status mengenai pembelajaran Daring, Saya pun menanyakan
mengenai pembelajaran Daring. Beberapa orang tua ada yang mengeluhkan hal
tersebut, namun hanya sebagian kecil saja. Saya sebagai guru TK belum
menerapkan cara pembelajaran Daring seperti mereka, hanya mengirimkan
video-video pembelajaran berupa film/kisah para nabi, tentang seni
mewarnai/menggambar, video kegiatan fisik motorik/ice breaking dan lagu-lagu
yang cocok untuk anak usia dini.
Salah
seorang walimurid kami mempersilakan anaknya diberi pembelajaran Daring, saya
mengatakan orang tua mengembangkan kegiatan di rumah untuk pembelajaran anak,
untuk mengutamakan pada keterampilan hidup/Life skill anak, seperti mengajak
anak mengerjakan kegiatan rumah tangga bersama, menyapu, memasak misalnya. Anak
akan belajar cara memegang sapu dan cara membersihkan rumah. Terkadang anak pun
bertanya sapu terbuat dari apa?, dll. Karena anak sangat pandai mengamati dan
bertanya serta berkreasi, kami mohon anak diberi kegiatan yang menyenangkan yang ada di
sekitarnya.
Tidak
berapa lama, para walimurid pun mengirimkan foto dan video anak-anak mereka di
WA grup kelas. Ada yang membuat pesawat terbang dengan ayah sesaat sebelum
tidur malam, ada yang ikut memncing di kolam belakang rumah bersama ayah dan
kakeknya, ada yang belajar memasak bersama ibunya dan saudaranya, ada pula yang
bergaya di samping bendera kertas yang dibuatnya, ada yang di depan rumah
berjualan sayur dengan neneknya, ada yang mencabuti rumput di halaman rumah,
ada pula yang sedang program diet dengan berlari, ada yang sedang sholat Dhuha,
bermain tanah, belajar mewarnai, belajar mengajar seperti bu guru, mengaji di
rumah, menghafalkan suratan/doa, dll.
Namun
suatu hari ada yang menge-share foto belajar berhitung untuk anak SD dan
belajar menulis huruf, hal itu sebenarnya belum diperbolehkan dilaksanakan oleh
anak usia dini, apalagi di kelas Saya, yang merupakan kelas A untuk anak usia 4-5
tahun. Yang lebih mengutamakan ketrampilan hidup (kemandirian).
Saya
pun segera berkoordinasi dengan guru pendamping untuk membagikan majalah/LKS
anak yang masih belum dikerjakan anak di kelas. Tema yang belum diajarkan
adalah tema Tanah Air dan Alam semesta. Kami mempersilakan wali anak didik yang
rumahnya dekat dengan TK untuk mengambil di rumah bu guru pendamping. Namun
kami mewanti-wanti kepada walimurid agar tidak memaksa anak mengerjakan majalah
anak tersebut.
Hingga
saat ini, saat Ramadhan berkumandang, semua muslim khusyu melaksanakan ibadah
puasa namun dengan terus bertambahnya pasien yang positif Covid-19 entah kapan
kami bisa belajar bersama Kembali di TK. Setiap hari senin guru datang piket ke
sekolah, mengerjakan apa yang bisa kami kerjakan, biasanya kami selalu
melaksanakan kerja bakti karena banyak sampah daun dari pohon-pohon yang
berserakan tertiup angin.
Beberapa
murid di kelas A ada yang sudah mau berpuasa sampai maghrib, kami pun bersyukur
atas keberhasilan anak tersebut. Mereka sangat senang dengan kegiatan puasa
ini, mereka selalu ingin melaksanakan sholat tarawih bersama. Saya pun
mengapresiasi kemauan mereka yang sudah pandai berpuasa di bulan Ramadhan. Saya
pun terus mengirimkan berbagai video kepada anak didik melalui WA grup.
Dalam
bulan Ramadhan ini kehidupan Saya lebih bermakna lagi, karena saya sedang
mengikuti pelatihan menulis guru Indonesia melalui WA dengan pengampu Omjay
(Wijaya Kusumah). Melalui pembelajaran ini Saya lebih mengenal tentang berbagai
cara pembelajaran Daring, saya dipaksa untuk bisa belajar dengan media daring,
meskipun tertatih-tatih, karena saya Gaptek, belum pernah mengikuti
pembelajaran daring sebelumnya. Saya memaksa diri untuk belajar bagaimana cara membuat blog, membuat
email dan mengirimkannya, Saya pun mulai bisa menggunakan aplikasi Zoom,
membuka banyak file PDF, belajar dengan media audio, dll. Dan syarat mengikuti
pembelajaran ini adalah peserta mempunyai blog dan mengirimkan hasil resume
dengan email. Sehingga mau tidak mau saya harus melancarkan diri dengan hal-hal
tersebut.
Sebelum
bulan puasa tiba, pembelajaran daring dilaksanakan malam hari dari pukul 19.00
– 21.00 WIB atau lebih. Namun saat bulan puasa, materi diberikan di siang har,
dari pukul 13.00 – 15.00 WIB. Para pemateri adalah orang-orang hebat di
bidangnya, sangat bersemangat mengajar dan membagikan ilmunya. Sungguh
beruntung mengikuti pembelajarn menulis daring ini, apalagi tanpa ada pungutan
biaya alias gratis. Di akhir pembelajaran daring diharapkan para peserta dapat
membuat 1 buah buku karya sendiri.
Beberapa
hari yang lalu Kembali ada anak yang merengek berangkat sekolah, namun Saya
memberi pengertian dan menguatkan hati anak dan ibunya bahwa sekolah masih
libur untuk kebaikan anak-anak dan semua orang. Semoga Pandemi segera berlalu
dan kita bisa berIdul fitri dengan keluarga tercinta. Aamiin.
Nama : Ariyani, S.Pd, AUD
Instansi : TK Negeri Pembina Bojongsari,
Purbalingga, Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar