Rabu, 13 Mei 2020


PEMBELAJARAN SAAT LIBUR PANDEMI


Pembelajaran di Taman Kanak-kanak sangat beragam, Kami para guru di TK N pembina Bojongsari telah melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013 dengan sistem Area. Rencananya Kami akan mengubah sistem Area menjadi sistem Sentra dengan terlebih dahulu mengadakan studi  banding di TK yang telah melaksanakan sistem Sentra. Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan di bulan April. Namun hal ini belum sempat terlaksana dikarenakan adanya wabah Pandemi. Semua sekolah tutup. Kami pun belum bisa melaksanakan program peningkatan kemampuan guru ini.
Perpanjangan libur Pandemi  selalu diperpanjang setiap minggu, anak didik Kami pun tetap tinggal di rumah. Baru 3 hari libur di rumah, para anak didik dan orang tua merasa kangen dengan suasana sekolah dan teman-temannya. Mereka sedikit kecewa karena anaknya tidak bisa belajar di sekolah. Para anak didik pun merasa sedih karena mereka tidak bisa berjumpa dengan guru dan teman mereka, mereka belajar dan bermain sendiri-sendiri di rumah.
Saat Pandemi baru saja melanda Wuhan, Saya sebagai guru merasa perlu memberikan informasi terkait usaha mengenalkan lebih serius cara menjaga Kesehatan dan kebersihan badan kepada anak-anak. Disamping untuk mengantisipasi bila wabah meluas dan anak didik kami menjadikan kebiasaan ini sebagai kegiatan yang penting dalam hidup. Saya  mengintensifkan lagi kebiasaan cuci tangan dengan sabun dengan berbagai cara. Diantaranya melaksanakan kegiatan saat mencuci tangan sebelum makan di sekolah dengan melalui nyanyian.
Sebenarnya kegiatan cuci tangan setiap hari sudah Kami perkenalkan kepada anak didik sejak pertama mereka masuk sekolah. Karena kegiatan ini tercantum dalam pembiasaan di TK. Tentu saja semua anak antri mencuci tangan sebelum makan. Semua pun harus membawa bekal sehat dari rumah sehingga tidak perlu membeli jajan di TK. Kami sangat prihatin bila ada anak didik yang membeli jajan di luar gerbang TK.
Sedangkan lagu cuci tangan diperkenalkan beberapa tahun yang lalu oleh para mahasiswa Universitas Jendral Sudirman Purwokerto yang sedang melaksanakan KKN di desa Kami. Mereka sangat antusias membaur dan belajar bersama Anak Usia Dini saat kegiatan bersama di aula TK kami. Salah seorang dari mereka adalah mahasiswa fakultas Kedokteran UNSUD Purwokerto. Ia bersama mahasiswa berbeda fakultas lainnya juga memberikan hadiah berupa sikat gigi dan pasta gigi untuk semua anak di TK kami dan melaksanakan sikat gigi massal bersama. Kami menyanyi dan menari bersama diringi musik yang ceria.
Hari pertama libur Pandemi  keadaan TK begitu sunyi. Guru-guru pun mengerjakan hal bermanfaat di TK, seperti membersihkan halaman TK dengan menyapu dan mencabuti rumput-rumput yang mulai tumbuh di musim hujan. Menata ulang ruang Perpustakaan dan kelas-kelas. Hari kedua saya sebagai guru merasa perlu mengetahui keadaan dan kabar anak didik Kami di rumahnya masing-masing. Saya pun mem-video kegiatan Kami di TK dengan kamera HP dan menge-share di grup WA kelas, saat itu Kami sedang membersihkan rumput diantara bunga-bunga yang sedang mekar di taman TK, tempat anak bermain segala alat permainan di luar kelas saat istirahat. Kami menyapa anak-anak dan orang tua murid Kami, menanyakan kabar mereka dan menganjurkan stay at home serta memakai masker bila berada di luar rumah.
Di hari ketiga kami mengirimkan lagi video untuk menyapa murid-murid kami di rumah. Salah seorang walimurid Kami mengatakan anaknya merengek minta masuk sekolah. Saya pun memohon agar anak-anak diberi pengertian tentang situasi dan kondisi saat ini yang mengharuskan kita libur. Di hari biasa guru-guru mengirimkan video kegiatan sholat Dhuha setiap seminggu sekali, serta kegiatan ekstrakurikuler seperti menyanyi diiringi organ dengan memanggil guru menyanyi dari luar TK. Guru juga mengirimkan video tentang cara mewarnai gambar dengan Teknik gradasi untuk lomba mewarnai dan Suratan, adzan, dll untuk persiapan lomba PAI. Namun semua rencana pelaksanaan lomba tertunda.   
Di hari keempat, saya mengirimkan foto saat berjemur di teras rumah dan menganjurkan semua anak didik dan keluarganya untuk berjemur agar imunitas tubuh meningkat. Keesokan harinya beberapa anak mengirimkan foto saat mereka berjemur di halaman rumah. Ada pula yang berjemur dengan adik bayinya yang baru lahir.
Beberapa walimurid adalah guru dari berbagai sekolah, dari SD sampai SMA/SMK. Mereka sering memasang status mengenai pembelajaran Daring, Saya pun menanyakan mengenai pembelajaran Daring. Beberapa orang tua ada yang mengeluhkan hal tersebut, namun hanya sebagian kecil saja. Saya sebagai guru TK belum menerapkan cara pembelajaran Daring seperti mereka, hanya mengirimkan video-video pembelajaran berupa film/kisah para nabi, tentang seni mewarnai/menggambar, video kegiatan fisik motorik/ice breaking dan lagu-lagu yang cocok untuk anak usia dini.
Salah seorang walimurid kami mempersilakan anaknya diberi pembelajaran Daring, saya mengatakan orang tua mengembangkan kegiatan di rumah untuk pembelajaran anak, untuk mengutamakan pada keterampilan hidup/Life skill anak, seperti mengajak anak mengerjakan kegiatan rumah tangga bersama, menyapu, memasak misalnya. Anak akan belajar cara memegang sapu dan cara membersihkan rumah. Terkadang anak pun bertanya sapu terbuat dari apa?, dll. Karena anak sangat pandai mengamati dan bertanya serta berkreasi, kami mohon anak  diberi kegiatan yang menyenangkan yang ada di sekitarnya.
Tidak berapa lama, para walimurid pun mengirimkan foto dan video anak-anak mereka di WA grup kelas. Ada yang membuat pesawat terbang dengan ayah sesaat sebelum tidur malam, ada yang ikut memncing di kolam belakang rumah bersama ayah dan kakeknya, ada yang belajar memasak bersama ibunya dan saudaranya, ada pula yang bergaya di samping bendera kertas yang dibuatnya, ada yang di depan rumah berjualan sayur dengan neneknya, ada yang mencabuti rumput di halaman rumah, ada pula yang sedang program diet dengan berlari, ada yang sedang sholat Dhuha, bermain tanah, belajar mewarnai, belajar mengajar seperti bu guru, mengaji di rumah, menghafalkan suratan/doa, dll.
Namun suatu hari ada yang menge-share foto belajar berhitung untuk anak SD dan belajar menulis huruf, hal itu sebenarnya belum diperbolehkan dilaksanakan oleh anak usia dini, apalagi di kelas Saya, yang merupakan kelas A untuk anak usia 4-5 tahun. Yang lebih mengutamakan ketrampilan hidup (kemandirian).
Saya pun segera berkoordinasi dengan guru pendamping untuk membagikan majalah/LKS anak yang masih belum dikerjakan anak di kelas. Tema yang belum diajarkan adalah tema Tanah Air dan Alam semesta. Kami mempersilakan wali anak didik yang rumahnya dekat dengan TK untuk mengambil di rumah bu guru pendamping. Namun kami mewanti-wanti kepada walimurid agar tidak memaksa anak mengerjakan majalah anak tersebut.
Hingga saat ini, saat Ramadhan berkumandang, semua muslim khusyu melaksanakan ibadah puasa namun dengan terus bertambahnya pasien yang positif Covid-19 entah kapan kami bisa belajar bersama Kembali di TK. Setiap hari senin guru datang piket ke sekolah, mengerjakan apa yang bisa kami kerjakan, biasanya kami selalu melaksanakan kerja bakti karena banyak sampah daun dari pohon-pohon yang berserakan tertiup angin.
Beberapa murid di kelas A ada yang sudah mau berpuasa sampai maghrib, kami pun bersyukur atas keberhasilan anak tersebut. Mereka sangat senang dengan kegiatan puasa ini, mereka selalu ingin melaksanakan sholat tarawih bersama. Saya pun mengapresiasi kemauan mereka yang sudah pandai berpuasa di bulan Ramadhan. Saya pun terus mengirimkan berbagai video kepada anak didik melalui WA grup.
Dalam bulan Ramadhan ini kehidupan Saya lebih bermakna lagi, karena saya sedang mengikuti pelatihan menulis guru Indonesia melalui WA dengan pengampu Omjay (Wijaya Kusumah). Melalui pembelajaran ini Saya lebih mengenal tentang berbagai cara pembelajaran Daring, saya dipaksa untuk bisa belajar dengan media daring, meskipun tertatih-tatih, karena saya Gaptek, belum pernah mengikuti pembelajaran daring sebelumnya. Saya memaksa diri untuk  belajar bagaimana cara membuat blog, membuat email dan mengirimkannya, Saya pun mulai bisa menggunakan aplikasi Zoom, membuka banyak file PDF, belajar dengan media audio, dll. Dan syarat mengikuti pembelajaran ini adalah peserta mempunyai blog dan mengirimkan hasil resume dengan email. Sehingga mau tidak mau saya harus melancarkan diri dengan hal-hal tersebut.
Sebelum bulan puasa tiba, pembelajaran daring dilaksanakan malam hari dari pukul 19.00 – 21.00 WIB atau lebih. Namun saat bulan puasa, materi diberikan di siang har, dari pukul 13.00 – 15.00 WIB. Para pemateri adalah orang-orang hebat di bidangnya, sangat bersemangat mengajar dan membagikan ilmunya. Sungguh beruntung mengikuti pembelajarn menulis daring ini, apalagi tanpa ada pungutan biaya alias gratis. Di akhir pembelajaran daring diharapkan para peserta dapat membuat 1 buah buku karya sendiri.
Beberapa hari yang lalu Kembali ada anak yang merengek berangkat sekolah, namun Saya memberi pengertian dan menguatkan hati anak dan ibunya bahwa sekolah masih libur untuk kebaikan anak-anak dan semua orang. Semoga Pandemi segera berlalu dan kita bisa berIdul fitri dengan keluarga tercinta. Aamiin.

Nama               : Ariyani, S.Pd, AUD
Instansi            : TK Negeri Pembina Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar