Jumat, 08 Mei 2020


BELAJAR MENULIS GELOMBANG 9
RESUME 22
Hari /Tanggal   : Jumat, 8 Mei 2020
Waktu              : Pukul 13.00 – 15.00
Pemateri          : Joko Irawan Mumpuni
Topik               : Proses Menerbitkan Buku Ajar
Peresume         : Ariyani, SPd. AUD (ariyaniayla45@gmail.com)                
                          TK N Pembina Bojongsari Purbalingga
Resume            :
           
            Terkait dengan tulis menulis, saat ini kita berada di posisi mana? I won’t do it….yes, I did it!. Ekosistem penerbitan disederhanakan dari alur Penulis → Penerbit → Penyalur → Pembaca → Penulis. Proses naskah menjadi buku:
Penulis → Penilai naskah → Diterima (diterbitkan) → surat pemberitahuan+ softcopy → soft copy
                                                       Tidak diterima → Naskah dikembalikan+surat pemberitahuan
Bila buku telah diterbitkan penulis bisa merasakan banyak hal yaitu:
1.       Kepuasan, penulis merasakan bukunya bermanfaat bagi orang lain.
2.       Reputasi (mulai terkenal), Namanya mulai dikenal dimana-mana pada tingkat penyebaran buku. Misalnya adanya banyak subscribe, add kontak di medsos, menerima banyak pertanyaan di web/blognya, dll.
3.       Karir (meningkat), dengan adanya ISBN pada penerbitan bukunya berarti bisa untuk mengurus kepangkatan.
4.       Royalty (mendapatkan uang yang semakin besar bila buku laku Kembali/best seller dan dicetak ulang berarti penulis makin berhasil). Bila penulis mendapatkan royalty besar maka penerbit juga mendapatkan keuntungan besar.

Penerbit memiliki sistem penilaian editorial untuk memperkirakan sebuah buku akan sukses atau tidak, dengan cara:
1.       Editorial (10%)
2.       Peluang potensi pasar (50%)
3.       Keilmuan (30%)
4.       Reputasi penulis (10%).
Kriteria kesuksesan buku adalah buku yang laku di pasaran atau pangsa pasarnya besar dan memiliki keilmuan yang mengikuti perkembangan zaman (kurikulum yang berlaku/up to date).

Adapun ciri buku yang peluangnya besar untuk laku bisa dilihat dari tema dan penulisnya. Kita bisa melihat naskah seperti apa saja yang diterbitkan, yaitu:
1.       Tema tak populer penulis populer
2.       Tema populer penulis tak populer
3.       Tema tak populer penulis tak populer, kemungkinan buku akan ditolak penerbit.
4.       Tema populer penulis tak populer
Jika tren buku turun, penerbit berpikir untuk menerbitkan lagi buku tersebut.
Sebelum menulis buku sebaiknya kita melihat tren/kecenderungan pasar buku (Google Trend, di sini ada banyak tema untuk buku popular). Menulis buku pelajaran adalah pilihan yang paling baikan karena selama belum berganti kurikulum kemungkinan buku laku masih ada, biasanya laku di awal semester.
Sedangkan untuk reputasi penulis (untuk dosen) dilihat penerbit melalui informasi dari  Google Scholar/Google Cendekia/Sitasi. Penerbit bisa melihat sudah ada berapa karya yang dihasilkan penulis baik berupa buku maupiun jurnal. Pertimbangan selanjutnya adalah jumlah pembaca bila ditinjau dari Citation. Syarat minimal Citation bagi penulis agar bisa dianggap terkenal adalah memiliki sekitar 2000 citation dari pembacanya.
Penulis Sitasi memiliki peluang 2000 kali berpeluang besar untuk menjadi penulis yang bukunya laku di pasaran. Untuk reputasi guru bisa dilihat dari pernah menulis buku apa, mengajar apa dan mengajar dimana, Track recordnya bagaimana, Bagaimana pendidikannya,  komunitasnya bagaimana misalnya pengikut di medsos ribuan dan punya blog bagus? Admin grup yang anggotanya ratusan ribu merupakan peluang bagus. Yang menandakan peluang pasar yang bagus. Sehingga tidak selalu berdasarkan Google Scholar
Proses penerbitan terkait dengan jumlah cetak (oplah), bila semakin besar oplahnya maka semakin bagus, hal ini tergantung kuadran kategori naskah (sebagai dasar penentuan oplah), yaitu:
1.Market Sempit & lifecycle Panjang. Seperti ilmu murni yang bisa dicetak menengah dan tak akan menimbulkan kerugian.
2.Market Lebar & Lifecycle Panjang (ini yang paling disukai). Misalnya Ensiklopedi komputer, kamus.
3.Market Lebar Sekali % Lifecycle Pendek. Misalnya komputer, informatika.
4.Market Sempit & Lifecycle Pendek, misalnya berita mingguan, harian. Usahakan jangan menulis pada kuadran tersebut.
Cara menentukan  oplah tergantung masuk di kuadran mana buku tersebut.
-          Jika pasaran sempit namun lifecycle Panjang maka penerbit tidak akan rugi tetapi lakunya tertunda (buku jenis ini akan laku sepanjang masa). Misal: buku anatomi dasar, anatomi, fisika dasar, dll.
-          Jika market lebar dan lifecycle Panjang, buku setiap saat akan laku dan jumlahnya besar. Buku yang seperti ini sangat disenangi penerbit, karena akan laku selama-lamanya. Misalnya Buku-buku ensiklopedia dan kamus.
-          Jika market lebar dan lifecycle pendek terdiri dari buku-buku yang tergantung pada perkembangan teknologi, seperti buku komputer. Buku jenis ini sering membuat penerbit rugi dan biasanya dimusnahkan oleh penerbit agar tidak menimbulkan biaya gudang. Buku harus direvisi supaya laku, karena bila bulan ini dicetak, bulan depan sudah ada buku sejenis keluaran terbaru.

Pengaruh Produktivitas dan kualitas ditinjau dari kategori penulis.
-          Penulis tidak idealis namun industrialis, memungkinkan bukunya masuk dalam lingkup pasaran kecil namun mampu bertahan lama.
-          Penulis idealis dan industrialis, adalah tipe paling baik. Karena buku bisa laku di pasar yang luas dan bertahan sepanjang waktu.
-          Penulis idealis namun tidak industrialis, Bukunya memiliki kemungkinan laku di pasaran tapi tidak bertahan lama karena ilmunya tidak up to date.
-          Penulis tidak idealis dan tidak industrialis, pada tipe ini dipastikan buku tidak laris, disarankan diterbitkan di penerbit indie.
Konsistensi gaya selingkung.
Penerbit dapat menetapkan lebih dari satu cara pengutipan dan penulisan daftar Pustaka sesuai dengan lingkup bidang penerbitannya. Misalnya standar:
-          ALA (American Language Association)
-          MLA (Michigan Language Association)
-          CMS (Chicago Manual Style)
-          APA (American Psychology Association)
-          Vancouver Style
-          Harvard Style
Gaya pengutipan dan penulisan daftar Pustaka harus diterapkan secara konsisten untuk setiap terbitan. Sekali menggunakan gaya ALA maka selalu harus menggunakan gaya tersebut.Hal ini untuk mempermudah penggunaan citation. Penerbit tak pernah menolak gaya selingkung tertentu, yang penting masih dalam satu naskah konsisten. Misalnya dari awal memakai APA, ALA, MLA, CMS sampai akhir memakai gaya selingkung yang sama.

Profil Pemateri
Nama               : Joko Irawan Mumpuni
Pekerjaan        : Direktur penerbitan (penerbit Andi), Ketua I IKAPI DIY. Penulis buku BNSP, Asesor
               BNSP
Twitter            : @jokomumpuni
FB                  : jokomumpuni@gmail.com
Em                 : jmumpumpini@gmail.com
HP                 : 081 22739971

Tidak ada komentar:

Posting Komentar