BELAJAR
MENULIS GELOMBANG 9
RESUME
PERTEMUAN 18
Hari
/Tanggal : Senin, 4 Mei 2020
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00
Pemateri : Ukim Komarudin
Topik : Pengalaman MenerbitkanTulisan
di Penerbit Mayor
TK N Pembina Bojongsari Purbalingga
Resume :
Tim pembuat buku
Penulis - Editor - Desainer – Ilustrator – Layouter
Tim
Editorial
Kebutuhan pembuatan buku
Penulis Editor
- Desainer - Ilustrator – Layouter (Tim Editor)
Naskah Gambar
Naskah adalah hasil karya
yang menjadi tanggung jawab penulis dalam penerbitan sebuah buku. Seluruh
kebutuhan naskah(gambar, foto, infografis, dll) diatur oleh editor sebagai
pengawal naskah dan dibantu oleh desainer, ilustrator dan layouter untuk
menyelesaikannya. Naskah dapat dikirimkan melalui pos/diantar langsung ke
alamat penerbit dengan mencantumkan genre tulisan pada amplop.
Alur pembuatan buku:
Penulis menyusun naskah lalu
mengirimkannya ke penerbit.
Editor menyaring naskah, Penulis
melengkapi data administrasi dan kontrak.
Editor mengawal naskah: proses
koreksi, penambahan ilustrasi, pembuatan sampul.
Naskah ditata letak sesuai kebutuhan cetak.
Proses cetak.
Distribusi.
Detail tugas Tim Editorial
Editor bertugas:
- Mencari dan
menyeleksi naskah/penulis.
- Mengawal
naskah mentah hingga menjadi buku.
- Melengkapi
data administrasi penerbitan naskah.
- Mencari
gambar untuk melengkapi isi buku jika diperlukan.
-
Menkoordinasikan kebutuhan ilustrasi dan foto kepada desainer dan ilustrator.
- Bekerja sama
dengan layouter untuk rancangan tata letak dan perubahan konten seirin g
koreksi.
- Membantu
proses promosi buku.
Desainer:
-
Membuat sampul buku yang sesuai denga nisi buku
dan menarik perhatian pembaca.
-
Berkoordinasi dengan editor untuk kebutuhan
desain seperti templat naskah, foto, infografis, dsb.
-
Membuat alat promosi penerbitan untuk buku
seperti flyer, brosur, dll.
Ilustrator:
-
Membuat gambar sesuai dengan kebutuhan isi buku.
-
Gambar harus bagus dan menarik.
Layouter:
-
Menyatukan tulisan dan gambar dalam halaman buku
sehingga enak untuk dibaca.
-
Berkoordinasi dengan Editor untuk setiap koreksi
dan perubahan-perubahannya.
-
Menyiapkan segala kebutuhan berkas-berkas
digital yang diperlukan oleh bagian percetakan.
Cara menjadi penulis:
-
Mulailah menulis. Pilih tema tulisan dan cara
Anda memaparkannya.
-
Rajinlah membaca. Pertajam wawasan Anda
penguasaan materi Anda, termasuk Teknik penulisan.
-
Terus memotivasi diri. Yakinkan diri Anda untuk
mampu menyelesaikan tulisan Anda.
-
Selesaikan tulisan Anda. Rapikan karya Anda agar
siap untuk diulas oleh penerbit dan diterbitkan.
Kriteria Naskah:
-
Naskah harus merupakan karya asli.
-
Belum pernah dipublikasikan penerbit lain.
-
Memiliki jalan cerita yang menarik.
-
Naskah ditulis dengan rapi (logis dan
sistematis).
-
Memiliki peluang pasar yang baik.
-
Tidak menimbulkan kontroversi, terutama
berhubungan dengan moral dan agama.
-
Tidak merupakan karya plagiat.
-
Lengkapi dengan sinopsis.
-
Sertakan kelebihan dan kekurangan naskah yang
Anda miliki dibandingkan dengan buku-buku bertema serupa yang sudah beredar di
pasar.
Pengiriman Naskah
-
Jika naskah telah memenuhi kriteria di atas.
Kirimkan naskah Anda dengan prosedur (lengkap) berupa print out atau dalam
bentuk CD ke Departemen Editorial Penerbit. Sertakan informasi sebagai berikut:
1.
Surat pengantar
2.
CV (Daftar Riwayat hidup) dengan alamat lengkap,
nomor telepon, alamat email yang dapat dihubungi.
Jika dalam waktu 3 bulan tidak ada konfirmasi dari pihak
Penerbit, maka naskah tersebut tidak lolos seleksi penerbitan. Apabila naskah
layak terbit, Penerbit akan memberikan kabar via surat dan telepon, dilanjutkan
dengan pengajuan pembayaran.
Kondisi naskah yang prima
-
Ide orisinil. Materi dapat
dipertanggungjawabkan, bukan plagiat.
-
Tulisan siap baca. Komprehensif, alur tulisan
baik, Bahasa mudah dipahami oleh target pembaca yang dipilih, EYD sempurna.
-
Penting dan perlu. Informasi yang disajikan up
to date dan berguna.
-
Lengkap dan Jelas. Sudah diketik komputer,
dilengkapi print out, synopsis, foto/ilustrasi orisinil dan proporsal target
pembaca.
Mengapa suatu naskah ditolak?
-
Kurang nilai ekonomisnya.
-
Materi/judul tidak sesuai dengan fokus bisnis
Penerbit.
-
Sudah ada buku sejenis di penerbit.
-
Penulis tampak kurang menguasai materi.
-
Penulis Nampak tidak mampu menuangkan idenya
dengan baik, sekalipun penulis menguasai materi.
-
Penuhnya kapasitas produksi Penerbit (masuk
dalam penundaan Penerbit).
Sistem Kerjasama:
1.
Royalty. Besaran royalti 6-10%, sangat
bergantung dari naskah (materi, luas pasar dan kredibilitas penulis). Dibayar
setiap 6 bulan sekali setelah buku terbit.
2.
Pembelian Naskah. Naskah juga dimungkinkan untuk dibeli dengan sistem beli
putus, dengan perlakuan khusus.
Catatan: penulisan naskah bisa
dilakukan secara kelompok.
Waktu
pertama kali menulis Bapak Ukim berpikir, “menulis merupakan ekspresi pribadi
Saya”. ‘Maka Saya merasa sangat penting agar Saya memiliki tempat untuk tempat
mencurahkan segala kegelisahan atau apapun bentuknya’. Lalu Saya menemukan
menulis adalah sarana yang tepat buat Saya. Saya tak pernah merasa kuatir,
terkait dengan kualitas tulisan Saya. Saya juga tidak peduli dengan ragam atau
apa yang menjadi tren di masyarakat. Pokoknya menulis. Menulis adalah
kebutuhan. Saya merasa menemukan lebih tentang “Saya” dengan menulis. Hingga
bila tidak dilakukan seperti ada sesuatu yang hilang. Demikianlah Saya menulis
dengan jujur, sejujur-jujurnya. Apa adanya.
Selain
menulis apa adanya, Saya pun menulis apa saja. Karena Saya guru, Saya menulis
terkait pelajaran, beragam kegiatan berupa proporsal, liputan kegiatan yang
harus dituliskan di majalah dan menulis buku harian. Begitu setiap saat diisi
oleh menulis.
Hingga
sampai suatu hari, tulisan-tulisan itu mulai dilirik orang-orang terdekat, yang
dalam hal ini teman-teman guru. Mereka berkomentar bahwa tulisan Saya bagus.
Istilah mereka tulisan Saya Emotif. Dapat membuat pembaca larut dalam cerita,
dengan Bahasa sederhana dan mudah dicerna pembaca serta ada pula yang
mengatakan, tulisan Saya dapat dijadikan ceramah/kultum.
Dengan
adanya komentar tersebut maka Saya mencoba membukukan tulisan-tulisan Saya yang
berserak dari beragam kejadian, waktu dan beragam tokoh dengan judul ”Menghimpun
yang berserak”. Yang diharapkan
bermanfaat bagi Saya dan pembaca.
Maka
dengan jabatan Saya sebagai penanggungjawab penerbitan buku di sekolah
menyisipkan karya pribadi dan karya bersama. Saya diinterview terkait dua
bagian buku tadi yang membuat Saya banyak mendapatkan tips dan trik menerbitkan
buku.
Namun
Bapak Ukim merasa tidak nyaman dengan interview tersebut yang menanyakan
tentang: Apakah Saya sudah memperkirakan buku akan laku di pasaran?, Bila sudah,
maka apa nilai tambahnya sehingga pembaca mau membeli buku Saya?, Apakah Saya
bersedia apabila terjadi beberapa penyesuaian/diganti?.
Bapak
Ukim kemudian berdiskusi dengan sahabatnya yang sudah menjadi penulis
“beneran”, Sahabatnya mengatakan bahwa pengalaman Saya bertemu dengan pihak Editor penerbit adalah baik dan
harus disyukuri. Dan Beliau menjelaskan tentang proses menulis yang melibatkan
tim agar tulisan yang dibuat sampai ke pembaca. Editor brtugas menentukan
apakah suatu naskah itu layak diterbitkan/sebaliknya. Dan Beliau menjelaskan
bahwa sebagai pemula karya Saya memang harus dipoles.
Jika
naskah Saya bisa melewati Editor maka proses “menjadi” akan mengalami banyak
hal, seperti: ada bagian gambar sampul, ilustrasi, foto jika diperlukan, tata
letak, dll. Merekalah tim sukses Saya.
Kemudian
Saya menindaklanjuti pertemuan Saya dengan penerbit yang mengatakan bahwa semua
dalam konfirmasi, artinya semuanya akan terjadi jika Saya setuju. Hingga
akhirnya menerima proses Dami atau menerima calon buku yang sama persis jika
akhirnya bisa dicetak. Rasanya sangat menyenangkan! Dan Saya langsung
menandatangani kontrak tanpa membaca presentase yang kelak akan Saya terima,
tetapi memang Saya menulis bukan untuk hal tersebut.
Konfirmasi
yang Saya terima berhubungan dengan:
1.Saya menerima buku pribadi
sebanyak 5 buah, berstempel tidak diperjualbelikan.
2.Pembicaraan tentang teknis
launching buku “Menghimpun yang Berserak” bagaimana membuat buku laku.
3.Penerbit menerbitkan jumlah
yang diterbitkan pada penerbitan pertama dan 6 bulan kemudian barulah penulis
mendapatkan royaltinya. Namun Saya juga tidak pandai memberi masukan untuk
ketiga konfirmasi tersebut. Peran Saya kemudian adalah mengusahakan buku Saya
dapat dinikmati orang lain. Kala itu masih sulit melakukannya, karena media sosial
belum ada. Kebetulan Saya sudah menjadi pembicara sehingga berupaya menjual
buku-buku Saya pada kesempatan bicara tersebut.
Ada
beberapa kejadian menerbitkan buku Kembali, kedua, ketiga, keempat dan
seterusnya hingga menjelang terakhir buku, “Arif Rachman Guru”. Semuanya
mirip-mirip pengalaman dengan penerbit.
Pertanyaan dan Jawaban:
1. Bagaimana
kriteria layak tidaknya sebuah buku dapat diterbitkan oleh penerbit terutama
buku pelajaran?
Jawab: Sebuah
buku dapat diterbitkan dengan kriteria:
1.Menunjukkan
penggunaan pendekatan baru
2.Lebih lengkap
3.Penulisnya
memang berkualifikasi luar biasa
4.Naskah renyah
(enak dibaca)
5.Diutamakan
dari hasil penelitian Lembaga-lembaga Pendidikan terbaik.
2. Pak
Ukim pada jeda berapa lama tulisan Bapak mulai dirik? Media apa yang digunakan
Bapak untuk mem-publish tulisan pertama kali? Apa latar belakang karya “Guru
juga Manusia” sehingga menjadi best seller dan laku berapa eksemplar serta
berapa royalty dari buku tersebut? Dari awal menulis apakah ada perubahan
motivasi dalam menulis? Apa hal yang sangat berkesan Bapak saat diinterview?
Seperti apa keseharian kesibukan Bapak setiap hari? Apakah semua buku karya Pak
Ukim diterbitkan di penerbit mayor? Ada berapa naskah yang dikumpulkan dalam
karya “Buku yang berserak” dan mana naskah yang paling berkesan serta berapa
lama menulis buku tersebut?
Jawab:
-Jeda tulisan
Saya ditulis selama 6 bulan. Jika tidak ada kabar, berpindah ke penerbit lain/naskah
direvisi ulang.
-Saya menulis di
bulletin sekolah, bulletin Pendidikan DKI lalu bulletin DIKNAS, dll.
-Buku Guru juga manusia
bisa terjual banyak karena bantuan publikasi media sosial yang saat itu sudah
mulai menggejala. Untuk buku berikutnya mendapatkan berkah dari medsos tadi.
-Saya tipe
penulis, mungkin lebih banyak buku yang tidak diterbitkan. Bukan tipe yang
pandai menjual ide, Saya senang menulis hal yang Saya anggap menarik dan tak
peduli tak dilirik penerbit. Tapi Allah membuat
beberapa tulisan Saya dliirik penerbit dan menjadi berkah bagi keluarga Saya.
-Yang diinterview
dari dulu sampai kini Saya sudah tahu, pasti dia Editor, dialah penentunya.
Saya sering berdoa dan ternyata sering benar, “Dia lebih pintar dari Saya”.
Minimal soal membuat buku Saya laku di pasaran.
-Semua buku
berkesan, ada yang bermakna dan berkembang bagi masyarakat luas. Ada juga yang
hanya dibaca sahabat dekat. Semuanya saya syukuri, karena lahir dari Saya dan
Saya bangga atas rezekinya.
3. Jika
menulis di mayor diberi waktu berapa lama untuk menyetorkan judul/setelah
kontrak diberikan, apakah setelah mendapat kontrak menulis di penerbit mayor
akan ditawari kerja sama lagi setiap tahunnya?
Jawab:
-Saya sering
diminta menulis terus oleh beberapa penerbit karena beberapa buku Saya yang
digunakan di Lembaga Pendidikan terbit terus. Mungkin sudah belasan. Masalah
ada di pembagian waktu /prioritas. Kelemahannya juga ada di Saya, pribadi Saya
kurang bisa kompromi. Tapi percayalah dari karya Anda yang sungguh-sungguh aka
nada tawaran berikutnya. Masalahnya apakah Anda mau berkenan membagi waktu dan
prioritas? Ketika bertemu penerbit Saya sudah membawa naskah utuh dan dari
naskah itu Kita mulai bicara.
4. Bagaimana
mengetahui gaya selingkung penerbit?
Jawab:
-Saya menulis
untuk diri sendiri, penerbit menerbitkan dan menjual buku Saya, silakan. Saya
kurang suka dengan hal-hal di luar jangkauan Saya.
5. Bagaimana
cara mengatasi kebosanan dalam menulis novel/cerpen? Mengapa Saya terus
mengulang kesalahan yang sama, seperti terlalu banyak tokoh, jalan cerita mudah
ditebak? Saya menulis cerita agar bisa dilihat dari sudut pandang banyak orang
dengan cara dibantu 2 orang asisten, asisten pertama suka menggambar dan yang
kedua sudah pernah menulis novel di wattpad. Karena banyak orang yang membantu
Saya, apakah mereka disertakan dalam bagian abstrak/pengenalan penulis, editor,
yang ada di halaman pertama novel? Novel Saya sering menggambarkan kenyataan
yang Saya alami dan ada unsur fiksi, apkahnovel itu kira-kira laku? Untuk
mencari inspirasi dengan membaca buku-buku best seller apakah sudah benar?
Jawab:
-Anda mungkin
harus memilih tipe kategori ekspresi menulis, harus menempatkan diri sesuai
stamina dan kecenderungan yang dimiliki. Ada tipe sprinter, maka pilih menulis
cerpen. Ada tipe marathon, maka pilih novel. Mungkin bertahap saja, mulailah
dari cerpen lalu novel.
-Ada yang
disebut Premis/tema besar, biasanya terdiri dari 1 paragraf. Ini adalah
Headline yang memegang pergerakan ide, tokoh dan alur cerita. Penulis hebat
memulai dari hal ini. Maka mulailah dari sini, bila tidak mungkin akan kalah
tenaga atau ngawur kwmana-mana.
-Saya tipe orang
yang menyembunnyikan karya jika belum selesai. Saya orang teater, suka membuat
kejutan dengan membina puncak-puncak cerita, termasuk di sini kelahiran karya
Saya yang mengejutkan.
-Permasalah penulis
pemula adalah sering serakah, jadi penulis sekaligus editor. Akhirnya naskah
tidak jadi-jadi. Satu bab dikoreksi, 5 bab disalahkan sendiri. Tulis saja,
nanti ada jurinya: diri sendiri, teman penulis, dan akhirnya editor. Jika
mereka menganggap tulisan Anda tidak akan laku di pasaran, tapi Anda bilang
bagus, itu tidak apa-apa. Ada suatu masa yang dikatakan orang naskah jelek,
saat itu malah dicari dan dibenarkan orang.
-Benar, banyaklah
membaca buku apa saja yang Anda suka dan akan membuat Anda terinspirasi.
6. Bagaimana
menulis buku yang meyakinkan penerbit?
Jawab:
-Mulailah
menulis dengan membaca buku-buku yang diduga akan mirip ekspresi bentukannya
seperti buku yang akan Bapak buat. Ketika kita datang ke perputakaan/toko buku,
terkadang kita membaca untuk mendapatkan inspirasi.
-Untuk
meyakinkan, mulailah dari diri Anda dulu. Mulailah banyak membaca karya-karya
yang bagus yang menjadi minat Anda dan Anda akan punya standar tersendiri.
7. Adakah
tips dan trik agar Kia bisa menjadi penulis
produktif yang layak diterbitkan? Bagaimana cara menumbuhkan rasa
percaya diri untuk memulai menulis?
Jawab:
-banyak membaca
sehingga akan mampu menulis dan tulisan menjadi berkualitas, maka menulislah
setiap hari. Patokannya: menulis (produktif) adalah membaca (reseptif).
-Menulis saja,
dengarka respon dari sekitar. Kita membutuhkan orang yang membuat Kita terlecut
menjadi lebih baik.
8. Apakah
gaya Bahasa Bapak tertuang persis sama dengan gaya menulis di buku? Bagaimana
mengolah Bahasa sehari-hari agar renyah dibaca orang?
Jawab:
-Pada akhirnya
Kita akan menjadi diri Kita sendiri, termasuk dalam hal karya. Anda akan
menemukan warna, tipe dan kekuatan sendiri dalam menulis. Saat orang memuji
tulisan Kita, maka di saat itulah kualitas tulisan Anda muncul di permukaan.
Teruskan dan pupuk kekuatan itu. Sehingga orang akan hafal dengan gaya tulisan
Anda.
Kesimpulan:
Kehebatan
dari seorang penulis adalah Ia jelas ekspresinya, punya daya jangkau dakwah
yang lebih luas dalam menebarkan kebaikan, punya legacy/warisan untuk per
tinggal jejak kebaikannya (yakni Tulisannya). Menulislah setiap hari dan Anda
akan menemukan kebahagiaan karena Menulis berarti MENCIPTAKAN SEJUMLAH
KEBAIKAN.
Pertanyaan Tambahan/bonus:
9. Apakah
ada aturan urutan penulisan artikel/apa saja seperti menulis karya ilmiah?
Jawab:
-Benar, semua
penulisan ada pagunya, minimal sebagai pegangan dasar ke sana. Ketika telah mahir
Kita mampu membuat variasi-variasi yang dikehendaki namun tetap mampu berpegang
pada pagunya.
10. Apakah
tulisan yang masih acak-acakan baik Bahasa
maupun ejaannya bisa dibukukan?
Jawab:
-Penulisan buku
perlu proses, ide membukukan buku bagus, mulailah dengan niat untuk pribadi
terlebih dahulu. Dengan membukukan Kita akan punya basic kemampuan yang akan
kita ukur kelak setelah berikutnya berproses.
11. Bagaimana
Langkah menulis buku pelajaran yang Kita ampu dan apa trik jitu untuk membuat
buku pelajaran Kita diminati pembaca terutama pelajar?
Jawab:
-Mulailah dengan
modul/serpihan bab sebagai pegangan siswa sendiri. Minta mereka memberikan
masukan. Barulah tahun depannya bisa meningkatkannya menjadi sebuah buku
sederhana tapi hanya untuk kalangan sendiri. Mintalah Kembali masukan dari
siswa. Setelah itu Saya yakin akan menjadi lebih baik, sampai Anda merasa yakin
kalau buku tersebut layak diterbitkan.
12. Apakah
penerbit akan memperbaiki gambar (tidak bisa menggambar bagus) jika bukunya
diterbitkan?
Jawab:
-Pada awalnya
penerbit akan melihat substansi buku, untuk masalah gambar, dll mereka sudah
punya stok dan tahu etika pengambilan gambar yang tidak mengundang masalah.
Terkadang bila saking bagusnya buku Anda, mereka mau membeli gambar di
situs-situs resmi.
13. Bagaimana
proses penerbitan buku untuk pemula yang
harus mengajukan proporsal ke penerbit?
Jawab:
-Anda bisa
datang sendiri ke penerbit/mengirimkannya lewat pos. Dengan kemasan:
1.Surat yang
menjelaskan maksud Anda
2.Naskahnya, jangan
file tapi print out
Minta tanda
terima jika mengantar langsung dan tanyakan kapan mendapat tanggapan dan
dapatkan nomor kontak Editornya.
14. Hal
apa yang paling banyak dikoreksi Editor dari naskah Kita? Trik agar bisa
meminimalisir hal tersebut?
Jawab:
-Kalau Anda
mempunyai karya yang mau ditawarkan segera kirimkan, Siapa tahu nasib baik
sedang berada bersama Anda.
15. Apa
kelebihan jika penulis sebagai editor dari tulisannya dan orang lain (bukan
penulis) sebagai Editor?
Jawab:
-Bila ada orang
lain yang mau dan mampu mengedit tulisan Anda itu bagus, sehingga tulisan
menjadi lebih berkualitas.
16. Bagaimana
cara Bapak membangkitkan minat baca di lingkungan sekitar Bapak?
Jawab:
-Berusahalah mendatangi
penerbit lain yang mungkin bisa menerbitkan di wilayah yang lebih besar
kemungkinan pembacanya.
17. Kenapa
ada Editor yang tidak mengedit naskah buku?
Jawab:
-Mungkin ada
Editor yang tidak kompeten, Kita jadi repot bila menerima dami. Karena Kita
jadi sibuk membetulkan naskah yang menurut kita salah, hal tersebut adalah tanda
penerbit tidak berkualitas.
18. Apakah
setiap buku yang akan Kita terbitkan harus melalui proses interview dulu?
Jawab:
-Interview
adalah sebagai tanda bahwa naskah Kita dilirik penerbit. Naskah
dipertimbangkan.
19. Apakah
yang dimaksud dengan system kerja sama menggunakan pembelian naskah?
Jawab:
-Ada 2 sistem Kerjasama:
1.Naskah
dibiayai hingga terbit dengan nama penulis sebagai pencipta buku dipertahankan.
Sebagai gantinya pihak penerbit menawarkan royalty sebagai penghasilan penulis
dengan rentang 10% sampai 12%, artinya keuntungan sisanya milik penerbit.
2.Naskah dibeli
oleh penerbit.
Anda sebagai penulis tak lagi berhak
mencantumkan nama karena hak naskah sudah Anda jual. Biasanya harga naskah
tinggi hingga ratusan juta rupiah.
20. Apakah
ada syarat-syarat khusus menulis buletin?
Jawab:
-Anda bisa
tanyakan pada pengasuhnya/contek naskah bulletin yang telah ada. Naskah paling
banyak 4 halaman HVS, ukuran A4, diketik Spasi ganda dengan margin standar.
21. Di
media massa mana saja Bapak mengawali menulis?
Jawab:
-Saya menulis
sejak mahasiswa tahun terakhir, mulai berkarir sebagai jasa pengetik naskah
teman yang kebetulan sudah mapan dalam menulis. Beliau mempelajari cara
berpikir dan berproses teman tersebut dari awal dan berhasil.
22.
Penulis mempunyai karya berserak
di koran, bisakah ada peluang untuk dibukukan, meski
tulisan tidak
boom?
Jawab:
-Kumpulkanlah
artikel-artikel tadi berdasarkan tema. Lengkapi sesuai dengan isu kekinian,
sehingga naskah itu sesuai dengan situasi
terkini.
Profil Pemateri:
Nama : Ukim Komarudin, M.Pd
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Pendidik
Karya : Buku pelajaran, materi Perguruan Tinggi, buku
harian yang dibukukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar