BELAJAR
MENULIS GELOMBANG 9
RESUME
23
Hari
/Tanggal : Senin, 11 Mei 2020
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00
Pemateri : Budiman Hakim
Topik : Story Telling dan Keajaibannya
TK N Pembina Bojongsari Purbalingga
Resume :
Storytelling secara gampangnya disebut
MENDONGENG. Siapa yang pernah didongengin orangtua waktu kecil? Pasti banyak
ya. Nah, pernah suatu hari Omjay mengajar di Laku Kopi Bintaro. Salah satu
pesertanya ada yang berusia 70 tahun. Ibu ini mengaku dia sering didongengin.
Hebatnya ibu ini masih inget cerita si Kancil yang dibacakan orangtuanya waktu
dia berusia 5 tahun. Hal inilah yang membuat pakar-pakar marketing berpikir, cerita
si Kancil yang dibacakan orangtuanya waktu dia berusia 5 tahun. Coba bayangkan!
Ibu itu usianya 70 tahun dan masih bisa mengingat dongeng yang dia dengar 65
tahun yang lalu. Ck…ck…ck… Luar biasa
kan? Dan ternyata ini tidak hanya terjadi pada ibu itu tapi dialami oleh banyak
sekali orang di dunia. Dan ternyata ini tidak hanya terjadi pada ibu itu tapi
dialami oleh banyak sekali orang di dunia.
Hal inilah yang membuat pakar-pakar
marketing berpikir, “Kalo iya sebuah cerita mampu menanamkan pesan sedemikian
dahsyat, kenapa cara mendongeng tidak dijadikan saja sekalian sebagai strategi
marketing?” Setelah ditela’ah lebih dalam, ternyata cara menyampaikan pesan
melalui cerita memang adalah cara yang terbaik. Kenapa? Karena, ternyata,
bercerita adalah juga cara Tuhan dalam menyampaikan pesan pada umatnya. Dan ini
bisa kita lihat dan buktikan dalam semua kitab suci agama apapun.
CIRI-CIRI
SEBUAH STORYTELLING!
1.
Kekuatannya ada pada cerita. Brand
sering muncul belakangan
2.
Kalaupun brand muncul di depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu ,sehingga
tetap tidak terlalu terasa bahwa itu adalah iklan
3.Brand
terlihat muncul seperti btw tapi sebenernya kehadirannya kuat
4.
Brand diperlakukan secara netral dan tidak sebagai hero
5.
Nuansa iklannya hampir gak terasa
6.
SURPRISENYA TINGGI sehingga orang mau nge-share.
Sebelum kita membahas lebih jauh
tentang storytelling, ada baiknya kita memetakan dan mempelajari macam-macam
cara orang berjualan yang sering dilakukan orang:
1.
ROUGH SELLING
Cara
berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati konsumennya. Misalnya produk
MLM. Mereka mengundang orang untuk datang ke suatu tempat cuma memberitahu
bahwa ada prospek bisnis. Saat kita datang ke rumahnya, ternyata mereka jualan.
Begitu juga yang terjadi pada orang yang jualan asuransi. Seringkali
salesgirlnya berjualan dengan cara yang memaksa sehingga kita jadi kesel dan
marah. Cara berjualan seperti ini biasanya membuat orang jadi tidak bersimpati
pada brand kita.
2.
HARD SELLING
Hard
selling adalah cara berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang obat.
Yang diteriakkan biasanya semua tentang kehebatan dan semua benefit yang ada di
brandnya. Cara berjualan seperti ini biasanya sulit untuk dipercaya karena
janjinya too good to be true.
3.
SOFT SELLING
Cara
berjualan secara halus dengan tone and manner yang elegan. Meskipun caranya
halus, orang tentu saja tau bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini mungkin
menyenangkan calon konsumen tapi karena tahu bahwa itu iklan, mereka sering
enggan untuk nge-share. Gak gitu kebaca ya?
Because
I’ve known you all my life
Because
a red Rudge bicycle once made me the happiest boy on the street
Because
you let me play cricket on the lawn
Because
you used to dance in the kitchen with a tea-towel round your waist
Because
your cheque book was always busy on my behalf
Because
our house was always full of book and laughter
Because
of countless Saturday morning you gave up to watch a small boy play rugby
Because
you never expected too much of me or let me get away with too little
Because
of all nights you sat working at your desk while I lay sleeping in my bed
Because
you never embarrassed me by talking about the birds and the bees
Because
I know there’s a faded newspaper clipping in your wallet about my scholarship
Because
you always made me polish…
4.
COVERT SELLING
Covert
Selling adalah cara beriklan dengan cara menyembunyikan brandnya. Orang tidak
tahu dan tidak merasa bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini biasanya tidak
disukai oleh Team Marketing. Kenapa
demikian? Karena mereka merasa apa gunanya bayar mahal-mahal kalo brandnya
disembunyikan? Mereka tidak tau bahwa covert selling adalah cara yang paling
ampuh untuk mendapatkan share...Orang merasa gak keberatan nge-share karena
merasa itu bukan iklan. Contoh covert selling tapi dibacanya ntar aja ya.
STORYTELLING
ADA DI MANA DONG?
Storytelling
ada di antara soft selling dan covert selling. Storytelling ada di irisan
antara soft selling dan covert selling. Diharapkan sebuah storytelling,
komunikasinya bisa halus dan elegan seperti soft selling tapi juga sekaligus
mampu mendapatkan share sebanyak mungkin seperti covert selling.
CONTOH
STORYTELLING DALAM TEKS
PUYUNGHAY SIALAN
Habis benerin NOTE-5 di North
bridge PIM saya mampir ke bakmi GM kangen sama Puyunghay yg menurut saya memang
nomer satu di dunia. Saya order sepiring nasi goreng dan seporsi Puyunghay. Sambil
menunggu puyunghay tiba saya foto2 nasi goreng sepuasnya. Takut keburu dingin
saya makan nasi goreng dikit-dikit sambil nunggu puyunghay.
Sialnya sampai nasi goreng habis
Puyunghay sialan itu belum juga tiba. Lalu saya pakai jurus pamungkas yg selalu
berhasil. Saya panggil waiter lalu saya bilang "Order Puyunghay saya
batalkan, saya minta uang kembali" Lalu saya dengar ribut2 dari arah dapur
dan sekejap kemudian Puyunghaysialan itu terhidang. "Bungkus" kata
saya setengah membentak. 2 menit kemudian saya keluar dari resto bakmi GM
menenteng bungkus…
STORYTELLING
DALAM BENTUK IMAGE
Coba
liat iklan ini. Hanya mengandalkan gambar yang bercerita. Tidak ada satu huruf
pun di sana kecuali kata-kata dalam sachet.
MEMASARKAN
PRODUK ATAU BRAND DI SOCIAL MEDIA.
BRAND
adalah apa yang orang CERITAKAN tentang kita. Jadi, apapun bisnis kalian,
konsumen harus mempunyai pengalaman unik untuk diCERITAkan pada komunitasnya. Nah,
persoalannya adalah bagaimana kalau ternyata produk kita tergolong generik? Setelah
dipikir-pikir ternyata brand kita tidak ada bedanya dengan brand kompetitor.
Repot juga, kan? Kalau itu yang terjadi maka KITA PERLU MENCIPTAKAN SESUATU
sehingga konsumen tetap mempunyai pengalaman yang menarik UNTUK DICERITAKAN.
Caranya
bagaimana?
Saya punya temen namanya Iwan SJP. Dia
pergi ke Starbucks mengajak seorang temennya bernama Abigail. Seperti kita
ketahui, setiap kali kita memesan kopi, baristanya akan menanyakan nama pembeli
lalu mereka tuliskan di atas cup kopi kita. Nah, masalahnya, Barista tersebut
salah menuliskan spellingnya. Iwan kecewa berat, 'Perusahaan multinasional kok
bisa salah menuliskan ejaan?' Karena kesal Iwan SJP memotret cup bertuliskan
nama yg salah tersebut dan mempostingnya di FB. Kenapa kok bisa begitu, ya?
Nah, ini yang kocak!
Iwan tidak mengetahui bahwa Barista
tersebut ternyata menulis dengan ejaan yang salah secara sengaja. Starbucks
sedang memberi konsumennya bahan untuk diceritakan. Tanpa disadari orang yang
terjebak itu telah menjadi brand ambassador gratisan. Satu hal yang perlu
dicatat bahwa di era digital, orang tidak takut melakukan hal yang cenderung
negatif dalam berkomunikasi. Buat mereka mendapat liputan itu jauh lebih
penting dari nama baik... Dan strategi itu udah sangat biasa dilakukan oleh
orang di seluruh dunia baik itu artis atau politisi.
Kalo
kalian perhatikan di video tadi, Sang Barista tanpa merasa bersalah mengatakan,
"I am fucking with you." Sebuah ungkapan yang sangat tabu dalam dunia
periklanan dan branding sebelum jaman digital. Digital telah memporaporandakan
tata nilai, norma sampai bahasa. Seorang temen pernah berkata, “Gak usah heran,
Om Bud, Starbucks mah duitnya banyak. Jadi mereka bisa dengan mudah membayar
orang pinter untuk membuat strategi marketing seperti itu. Orang Indonesia mah
jangan diharepin. Boro-boro membuat strategi seperti itu, kepikiran aja kagak.”
Omongan temen saya ini salah besar. Banyak sekali saya temukan orang-orang
lokal yang membuat strategi jenius dan gak kalah sama strategi Starbucks di
atas. Dan hebatnya mereka adalah pebisnis-pebisnis skala kecil dan menengah.
SOTO GEBRAK
Apakah
kalian pernah mendengar Soto Gebrak? Boleh percaya boleh tidak, soto gebrak
buat saya rasanya biasa aja. Soto Ambengan Pak Sadi di Jalan wolter Monginsidi
rasanya jauh lebih enak. Soto Kudus di Jalan Wijaya 1 lebih gurih, Soto Mie di
Jalan Pinangsia lebih mantap dan Soto Betawi Pondok Pinang lezat bukan main
walaupun harganya terhitung mahal. Boleh percaya boleh tidak, soto gebrak buat
saya rasanya biasa aja. Soto Ambengan Pak Sadi di Jalan wolter Monginsidi
rasanya jauh lebih enak. Soto Kudus di Jalan Wijaya 1 lebih gurih, Soto Mie di
Jalan Pinangsia lebih mantap dan Soto Betawi Pondok Pinang lezat bukan main
walaupun harganya terhitung mahal.
Tapi toh Omjay tetap menceritakan pengalamannya
makan di Soto Gebrak. Kenapa? Ketika kita memesan soto, maka kokinya akan
membanting botol kecap ke atas kayu yang dilapis seng. Setiap kali botol
digebrakkan ke meja maka akan terdengar suara yang sangat memekakkan telinga.
Hahahahaha kocak ya? 😂
Setiap kali temen saya ngajak makan
siang, saya sering banget ngajak mereka makan di sana, terutama yang belom
pernah ke tempat itu. Kenapa saya mengajak mereka kesana padahal makanannya gak
begitu enak? Karena saya pengen dia kaget seperti saya pertama kali. Karena
saya punya sesuatu untuk diceritakan. Jadi saya berkesimpulan bahwa pemilik
soto gebrak ini menyadari bahwa rasa sotonya tidak cukup kuat untuk diceritakan
oleh konsumennya. Karena itu dia menciptakan gimik dan merekayasa sesuatu
supaya konsumennya punya pengalaman untuk diceritakan. Artinya, owner soto
gebrak ini secara intuisi telah menciptakan strategi marketing keren yang tidak
kalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan multinasional sekelas Starbucks.
SIOMAY PINK
Pernah ga kalian mendengar Siomay
Pink? Siomaynya sih biasa-biasa aja seperti siomay pada umumnya. Yang berwarna
pink adalah benda-benda lain di luar siomay. Dulu dia sering nongkrong di Jl.
Jend. Sudrman, Jakarta pas car free day. Biasanya dia suka mangkal di setia budi
atau di Bundaran HI. Saya sering ke Car Free Day bersama anak-anak dan isteri
saya. Nah, supaya kita tidak terpisah, biasanya kami menetapkan Siomay PINK
sebagai meeting point. Saya sering makan di sana dan rasanya kembali tidak
membuat saya puas. [17:11, 5/11/2020] Omjay: Rasanya sih biasa aja tapi karena
berfungsi sebagai meeting point, saya tetep nongkrong di situ dan membeli
beberapa siomay untuk menyenangkan hatinya. Belakangan saya mendapat cerita
lain tentang penjual siomay pink ini. Namanya Bapak Sriyono asli dari Klaten. Warna
Pink adalah warna favorit anaknya Nama anaknya adalah Peksi Safira Miradalita. Pak
Sriyono bercerai dengan istrinya ketika Peksi baru berusia 3,5 tahun. [17:11,
5/11/2020] Omjay: Dan tragisnya, Pak Sriyono tidak diizinkan untuk bertemu
dengan anaknya itu. Nah loh, sebuah cerita lagi, kan?
Hati saya tersentuh sekali
mendengar cerita itu. Saya gak bisa membayangkan kalo saya gak bisa bertemu
dengan anak saya sepert yang dialami oleh Pak Sriyono. Sejak itu, setiap kali
pergi ke Car Free Day, saya selalu makan siomay Pink. Saya beli yang banyak. Tapi
inga! Saya ke sana bukan karena siomaynya. Siomaynya gak enak! SAYA KE SANA
KARENA CERITANYA. Luar biasa kan pengaruh sebuah CERITA?
Memindahkan
dongeng kedalam tulisan, itu bagaimana Om ? Ngapain dipindahin? Beli aja buku dongeng kan
banyak. Biasanya malah orang ngedongeng dari baca tulisan kan.... Siap....kan
ada maksudnya Mendongeng terus dibuat tulisan, nah itu bagaimana ?
Coba
dijelaskan konteksnya...
Ass.
Wrb. Pak Budiman, apakah melakukan hal negatif kemudian disorot media adalah
hal lumrah dalam menjalankan strategi bisnis? Ya seperti kisah selebritis gitu. Mengapa demikian? Yulius
Roma-Tana Toraja.
-
Digital
memang telah melakukan disruption luar biasa. Semua peradaban berubah. Suka gak
suka kita harus menerimanya. Misalnya Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Rocky Gerung.
Mereka sengaja menempatkan diri sebagai tokoh antagonis. Karena mereka tau
setiap talkshow politik, pasti formatnya sama. Dua kubu diadu untuk
berargumentasi. Ketiga orang tersebut memilih sisi antagonis karena sisi
protagonis terlalu banyak pesaing. Dan ternyata strategi mereka tepat. Mereka
jadi langganan ILC dan talskshow2 selalu mengundang mereka. Begitulah yg
terjadi di social media...
siti-subang.
pertanyaan: dari penjelasan om Bud, sy bisa menarik kesimpulan bahwa kita bisa
menceritakan sesuatu dari yang kita lihat walaupun itu tidak ada keterangan
apapun, apa ini masuk dalam menemukan informasi yang tersirat? dan menuangkan
dalam tulisan? Om apakah yang dilakukan oleh Tokoh tadi yang Om sebutkan,
apakah itu sesungguhnya atau memang tuntutan pasar ? Fadli Zon...dll
-
Jadi
pointnya adalah di dunia digital bukan tentang positif atau negatif. Tapi yang
penting dapet liputan (Exposure) sebanyak mungkin. Cara ini sudah lama
dilakukan oleh Syahrini. Dia sering bikin video norak seperti maju mundur maju
mundur.... Itu video sengaja dibuat untuk memancing netizer agar membully
Syahrini. Dengan kata lain, apakah ini yang disebut market dalam bentuk
merangkai cerita untuk sebuah eksistensi, tanpa peduli akan adanya
"kegaduhan"? Jadi dibully pun gak masalah. Yang penting exposure.
Coba liat tweet2nya ketiga orang di atas. Liat komen2 yg ada. 75% isinya
bully-an semua. Apakah ketiga orang itu terganggu? Justru mereka bersyukur
merasa pancingannya dimakan umpan. Dengan kata lain, apakah ini yang disebut
market dalam bentuk merangkai cerita untuk sebuah eksistensi, tanpa peduli akan
adanya "kegaduhan"? Pokoknya pointnya sederhana: Bagaimana mendapatkan
exposure sebanyak mungkin. Udah itu aja yang diinget. Kata kuncinya ecposur
-
Makanya
ada kata bijak yang bilang, "Popularitas seseorang di social media dapat
diukur dari seberapa banyak haters yang dimilikinya." Semakin banyak Semakin
kesohor. Betul! Butuh rasa cuek tingkat tinggi
Apakah
dalam dunia bisnis marketing, ada aturan tentang layak tidaknya iklan tayang?
-
Pokoknya
yang penting exposure. Saya kagum bukan main sama Fadli Zon, Fahri dan Rocky
Gerung. Gimana caranya kok bisa santai dibully sekasar itu oeh netizen
-
Kalo
di traditional media seperti TV, Radio dan koran pasti ada. Selain dari
medianya sendiri, iklan TV juga harus lolo sensor dari BSF. Kalo di digital gak
ada sensor sama sekali
-
Teman-teman
sekalian, sering-sering berselancar di social media. Lalu pelajari segala seluk
beluk di sana. Tapi hati-hati, jangan terpengaruh sama konten hoax dan fitnah
ya. Social media itu seperti pisau. Bahaya atau tidaknya tergantung bagaimana
kita menggunakannya. Selamat berbuka puasa. Semoga Tuhan makin sayang sama
kita. Aamiin. Semoga apa yang disampaikan menjadi bekal buat kita semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar