BELAJAR MENULIS GELOMBANG 9
RESUME PERTEMUAN 14
Hari /Tanggal : Selasa, 28 April 2020
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00
Pemateri : Dr. Paidi,S.Pd., M.Tpd
Topik : Merancang Desain Pembelajaran Modern
Peresume : Ariyani, SPd. AUD (ariyaniayla45@gmail.com)
TK N Pembina Bojongsari Purbalingga
Resume :
Perancangan desain pembelajaran terdiri
dari 11 langkah.
Langkah 1
Kita membutuhkan data dan
informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang
dianggap sulit/perlu dipelajari lebih lanjut.
Langkah 2
Berdasarkan data yang didapat
dari Langkah 1, selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta
didik terhadap mata pelajaran/bahan yang akan kita rancang.
Langkah 3
Berdasarkan data Langkah 2,
selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata
pelajaran yang akan kita rancang.
Langkah 4
Seorang perancang perlu
mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi
target/pemakai buku yang kita rancang.
Langkah 5
Membuat rumusan tujuan
instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan
sumber asli yang dikarang oleh Dick & Carey yaitu Instruksional).
Langkah 6
Melakukan penyusunan tes
Langkah 7
Membuat perencanaan strategi
instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini merancang
pembelajaran secara Blended Learning).
Langkah 8
Mengembangkan dan memilih bahan
instruksional
Bahan yang dirancang dibedakan
menjadi 2 yaitu: bahan tercetak dan bahan online.
Dalam hal perancangan bahan
pembelajaran (buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online
menggunakan Teori Hannafin.
Langkah 9
Setelah draft bahan tersedia
(Langkah 8), selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif, sebagai berikut:
1. One
to one expert, dengan melibatkan 4 pakar (pakar desain, pakar media, pakar
materi, pakar Bahasa).
2. One
to one learner, melibatkan 3 orang siswa yang berasal dari siswa peringkat
atas, peringkat menengah, peringkat bawah.
3. Evaluasi
Small Group, melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok atas,
kelompok menengah dan kelompok bawah.
4. Field
Trial yaitu tahap Uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang berasal dari kelompok
atas, kelompok menengah dan kelompok bawah.
Setiap tahapan
mulai One to one, evaluasi small group akan menghasilkan Namanya Draft bahan
pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan
pembelajaran.
Langkah 10
Khusus untuk Langkah terakhir
evaluasi sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain
pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran
yang dirancang untuk keperluan penerbit, biasanya pihak penerbit sudah
mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku
agar bisa diterbitkan oleh penerbit, maka format yang digunakan harus
mengacu kepada format yang digunakan
oleh penerbit. Contoh bahan pembelajaran yang dirancang dengan format research
dan versi penerbit adalah sebagai berikut: Buku ajar Simulasi dan komunikasi
digital, Membuat laporan keuangan menggunakan MYOB versi 19,6; Laporan keuangan
menggunakan MYOB versi 19,6.
Demikian sekilas cara mendesain
bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Jika tahapan
di atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar, dan
lain-lain. Sebagaimana dulu pernah terjadi di buku-buku yang beredar di lingkup
Dikbud khususnya jenjang Sekolah Dasar.
Pertanyaan dan Jawaban
1.Setelah melihat dan memahami
PPT, E-learning SMK Bengkulu, Saya berasumsi bahwa itu adalah desain belajar
untuk program sekolah afirmasi dan mirip classroom. Kira-kira bagaimana tanggapan
seperti apa? Tolong beritahu kami cara
praktis mendesain pembelajaran seperti SMKN Bengkulu.
Jawab:
-Dr. Paidi pernah merancangkan
sebuah desain pembelajaran untuk SMK 1 Bengkulu, dimana waktu itu pihak sekolah
kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untuk siswanya yang melaksanakan di industri
sekitar 6 bulan, maka beliau membuatkan sebuah konsep Blended Learning. Yang
kemudian dapat digunakan dengan media handphone oleh guru dan siswa. Praktek
pembelajarannya memang menggabungkan antara pembelajaran di class room dan
online.
-Untuk cara praktis mendesain
pembelajaran, ikuti alur yang ada di
slide no. 7 tentang pengembangan Blended Learning berbasis Handphone (BLISH).
2.Bagaimana (Untuk Langkah ke 9)
mengatasi kesulitan mencari pakar di daerah (karena dari SD agak terbatas
kemampuan serta personilnya)
Jawab:
-Untuk kesulitan mencari pakar di
Bengkulu, prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib Bengkulu sudah banyak yang bisa
diajak, dengan syarat yang bersangkutan sudah mencapai kualifikasi S3/Doktor
(menurut pendapat Sugiyono dalam bukunya RD). Bisa juga di kampus atau Lembaga
lain selagi sudah ada bukti kepakarannya.
3.Mohon penjelasan dalam desain
instruksional itu apakah mengenal ada tes formatif dan sumatif, apa bedanya?
Jawab:
-Tes formatif adalah tes yang
dibuat (bisa dengan model Multiple choice, Essay, dan lain sebagainya) atas
materi yang ada di bahan pembelajarannya. Tes ini adalah evaluasi terhadap
draft bahan pelajaran, terdiri dari: evalusi one to one, evaluasi small group,
field trial. Tes ini dibuat oleh Si perancang buku yang sebelumnya telah
melalui telaah oleh pakar dan uji validitas maupun rebilitasnya. Sedangkan tes
sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh Lembaga lain (eksternal)
atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si perancang buku tersebut.
4.Apa nama aplikasi E-learning
yang digunakan dalam system desain pembelajaran yang pernah dibuat oleh Bapak
Paidi? Apakah Langkah-langkah mendesain cara mengembangkannya sama dengan model
Dick and Carey?
Jawab:
-Aplikasi Moodle versi 3 ke atas,
aplikasi yang murah, karena software ini bersifat open source dan gratis serta
mempunyai fasilitas sangat baik untuk pembelajaran dan ujian online. Linknya
ada di SMK 1 Bengkulu.
-Benar, Dr. Paidi menggunakan
model Dick & Carey.
-Bisa dikombinasikan dengan
teori/model lain seperti pada Langkah 8 selagi masih sesuai dengan
karakteristik bahan pembelajarannya.
5.Apakah yang dimaksud dengan
Research versi penerbit adalah Blended Learning?
Jawab:
-Bukan, kalau versi penerbit
biasanya ada kebutuhan tertentu yang ditetapkan oleh penerbit karena menyangkut
untuk keuntungan penjualan, dan lain-lain. Pihak editor biasanya sudah
mempunyai tim editor sendiri, seperti yang pernah dilakukan dr. Paidi untuk
memperbaiki draft buku di penerbit Salemba IV Jakarta, sehingga buku tersebut
bisa dicetak/diterbitkan di penerbit Salemba IV.
6.Mohon penjelasan tentang Teori
Rothwel dan Teori Hannafin pada Langkah 8 dalam mendesain pembelajaran.
Jawab:
-Tidak, Blended learning adalah
sebuah model pembelajaran. Yang dimaksud Research versi penerbit lebih pada
aturan tata cara pengetikan, seperti: desain cover, isi dan lain-lain yang
diberlakukan oleh penerbit jika buku tersebut dicetak oleh penerbit.
-Teori Rothwel adalah cara-cara
untuk membuat buku yang sifatnya tercetak. Teori Hannafin adalah untuk
merancang bahan non cetak/online.
7.Apakah rancangan pembelajran
seperti ini bisa untuk SD, karena guru SD mengajar seluruh mata pelajaran
kecuali agama dan PJOK. Bagaimana Teknik pentederhanaannya?
Jawab:
-Pada prinsipnya Desain
pembelajaran bisa untuk semua mata pelajaran, yang membedakan terletak pada isi
pelajarannya.
8.Bagaimana bentuk hasil desain
pembelajarannya, apakah menjadi sebuah buku atau yang lainnya? Bagaimana cara
penerapan hasil desain pembelajarannya kepada siswa?
Jawab:
-Kelebihan dari Desain
pembelajaran ini adalah akan menghasilkan buku pembelajaran yang bisa dijamin
kebenarannya selagi prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lainnya Desain
pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya termasuk model
pembelajarannya sudah ditentukan.
9.Ibu Noralia dari Semarang
pernah membuat Tesis tentang penelitian R&D dengan mengambil judul
“Pengembangan Modul Pembelajaran”. Waktu yang dibutuhkan 6 bulan hanya untuk 1
bab materi ajar karena beberapa kali diajukan ke kelas besar, sehingga mendapat
prototipe produk yang bagus. Pertanyaanya, Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk penelitian (dengan pengembangan bahan ajar yang dilaksanakan Dr. Paidi
untuk menghasilkan produk buku ajar untuk 1 tahun pelajaran)? Apakah tiap bab
materi ajar di buku ajar yang dikembangkan harus diujikan di kelas besar atau
hanya mengambil sampel salah satu materi ajar saja?
Jawab:
-Waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 buku 6-10 bulan. Jika fokus untuk desain buku saja membutuhkan
waktu 6 bulan bisa selesai.
-Setiap bab harus diujikan untuk
tahap small group dan Field trial.
10.Ibu Dede dari SLB AB Kemala
Bhayangkari 2 Gresik akan membuat buku yang subyeknya ABK (Anak berkebutuhan
khusus), jika mengacu pada keterangan terakhir tentang buku yang dirancang
untuk keperluan penerbitmempunyai fomat sendiri. Maka uji coba dengan seperti
di atas apa memungkinkan untuk anak berkebutuhan khusus?
Jawab:
-Bisa, selagi bahan/materi masih
dalam lingkup SLB, cobalah gunakan Alus desain pada slide 7 SLB.
11.Berapa jumlah halaman yang
dipersyaratkan dalam membuat buku ini?
Jawab:
-Tidak ada persyaratan minimal
jumlah halaman, yang penting buku tersebut sudah mencakup semua materi hasil
analisis pada Langkah 3 dan 5.
12.Ibu Yudi Heriana T. mengajar
di kelas kecil, pertanyaan untuk Langkah 8 tentang kelas online. Bagaimana cara
melaksanakan kelas online untuk anak-anak dengan cara yang mudah dan sederhana
karena banyak kendala yang ditemui dan apa strategi khusus untuk siswa kelas
kecil dalam pembelajaran online? Bagaimana melakukan tes online dalam waktu
bersamaan agar bisa mendapatkan hasil yang murni dari siswa?
Jawab:
-Untuk pelaksanaan pembelajaran
online yang sederhana dan mudah saat ini, salah satunya bisa dipakaiWhatsApp
karena hampir semuaorang tua/siswa sudah familier, disamping itu bisa juga bisa
dipakai aplikasi yang sudah dimiliki sekolah. Bilamana kondisi infrastruktur
sekolah dan kemampuan orang tua memadai, bisa digunakan aplikasi skype,
Microsoft team guna mendukung pembelajaran secara online.
-Untuk pelaksanaan tes online
saat ini banyak sekali aplikasi gratis untuk ujian online sepertiFly exam. Jika
di sekolah ada SDM bidang IT yang bagus, maka dapat juga mengembangkan aplikasi
Moodle, aplikasi yang baik untuk melaksanakan pembelajaran dan ujian
online.
13.Mohon diberikan contoh
instruksional khusus dalam E-learning.
Jawab:
-Contoh penerapan instruksional
dalam E-Lerning:
Tahap 1, pembelajaran secara
tatap muka di kelas, pertemuan ke 1-3 dan 4.
Tahap 2, pembelajaran secara
tatap muka di kelas dan online, pertemuan ke 4.
Tahap 3, pembelajaran online
berbasis Handphone, pertemuan ke 5-13.
14.Dari materi pembelajaran tadi
dan melalui ppt, bagaimana trik agar dapat dengan mudah Menyusun desain
pembelajaran yang baik dan menarik sehingga dapat ditulis dalam sebuah buku? Apa yang menarik dari pembelajaran BLISH in,i
sesuai dengan hasil penelitian di sini?
Jawab:
-Untuk Menyusun desain
pembelajaran perlu Latihan, Cobalah ikuti tahapan pada bagan rancangan desain
pembelajaran.
-Langkah pengembangan
dilaksanakan dari Langkah 1-10, sedangkan Langkah 11 tidak harus dilaksanakan,
karena melibatkan pihak eksternal dan biaya yang besar.
-Yang menarik dari pembelajaran
BLISH adalah:
1. Memadukan
pembelajaran tatap muka dan online, yang dilengkapi dengan pedoman untuk guru
dan siswa.
2.
Pembelajaran bisa berlangsung setiap saat.
3. Guru dapat
mengendalikan pelajaran.
4. Penugasan
dapat dikirim ke web pembelajaran.
5. Ujian dapat
dilaksanakan secara online.
15.Apakah materi Dr. Paidi
sampaikan sekarang boleh dijadikan referensi penulisan buku oleh peserta?
Jawab:
-Boleh, akan lebih baik lagi bila
mengambil di jurnal internasional Dr. Paidi:
1. International Journal of engineering
& Technology dengan judul “Utilization of mobile phones to apply Blended
Learning at higher education: computer subject at state vocational high school
1 Bengkulu by Paidi dan Basuki Wibawa.”
2.Humanities & social sciences
reviews dengan judul “The development of belended learning based on handphone
for computer systemsubject on X1 grade of SMKN 1 Bengkulu.
16.Dalam blended learning,
integrasi seperti apa yang Dr. Paidi lakukan?
Jawab:
-Integrasi antara pembelajaran
konvensional (melalui tatap muka di kelas) dan online.
17.Bolehkah membuat buku untuk
SMK yang outlinenya dari penerbit ERlangga?
Jawab:
-Boleh, nanti akan dikirim ke
alamat email Dr , Paidi: paidi1971@gmail.com
dan akan dikirimkan formatnya oleh Dr. Paidi.
Note: diusahakan materi
kejuruannya agar cepat lolos seleksi cetak.
18.Apakah desain pembelajaran itu
untuk membuat buku yang baik/membuat buku ajar yang baik harus ada desain
pembelajarannya dan desain pembelajaran itu menjadi sebuah buku ajar?
Jawab:
-ya betul, Desain pembelajaran yang
dimaksud di sini adalah bagaimana menyiapkan proses pembelajaran sekaligus
bahan pembelajaran (Dr. Paidi memakai istilah bahan pembelajaran dikarenakan bahan
sengaja harus disiapkan dan dirancang, beda pengertiannya dengan Bahan ajar (bahan ajar untuk bahannya bisa diambil dari apa saja, tanpa melalui proses
penyiapan yang direncanakan).
-Bacalah buku berjudul “The
Sysematic Design Of Instruction” karya Walter Dick, Lou Carey dan James Lou
Carey.
Profil Pemateri
Nama : Dr. Paidi, S.Pd., M.Tpd
Pendidikan : S3 UNJ Jakarta
Pekerjaan : Kepala SMK N 4 Bengkulu
Ketua MKKS SMK Bengkulu dan Propinsi Bengkulu
Tutor UT UPBJJ Bengkulu
Dosen Luar Biasa FISIP Unib Bengkulu
Praktisi Pendidikan Vokasi
Karya : 4 Buku
tentang Pembelajaran
2 Jurnal
Internasiona
Tidak ada komentar:
Posting Komentar